Senin, 09 Juli 2012

SEBUAH LONCENG UNTUK SAHABAT

 
SEBUAH LONCENG UNTUK SAHABAT
Cerpen Putri Tania Silvia

Sudah dua bulan keluarga Fitri tidak berkomunikasi dengan keluarga Dewi sahabat Fitri dari SD, sejak tragedi itu keluarga Fitri dan keluarga Dewi jarang bertemu . Dewi menjadi pendiam dan sangat takut jika pergi naik bus, sementara Fitri masih koma di rumah sakit sejak kejadian itu Fitri belum siuman sampai sekarang.

Liburan yang lalu Fitri mengajak Dewi pergi ke puncak, “ Dewi ayo kita pergi ke puncak kan mumpung liburan nya selama seminggu, gimana mau nggak?” ajak Fitri dengan nada suara agak manja. “ya aq sich mau aja tapi, orang tua q gimana apakah mereka mau ngijinnin aq?” jawa Dewi denganagak ragu-ragu. Lalu Fitri dan Dewi pulang, saat malam Dewi mengirim kan pesan singkat di telefon gengam Fitriyang isinya “ Fit,kayak nya aq gak bisa ikut dech soalnya orang tua q nggak ngebolehin”. Akhirnya Fitri datang ke rumah Dewi sambil meminta ijin langsung ke orang tua nya,

Setelah lama Fitri berdebat dengan orang tua Dewi akhirnya Dewi di ijinkan asal mereka bisa menjaga diri mereka dan selalu berdo’a. Hari yang di nantikan pun tiba, Fitri dan Dewi sudah bersiap-siap di terminal bus entah kenapa hati Fitri merasa gelisah, Fitri mersa ada yang aneh pada saat perjalanan mereka nanti, dia langsung teringat dengan lonceng kecil yang Fitri beli dari pasar kemarin, “Dewi,ini lonceng kecil yang aq punya, tolong kamu bawa ya, aq takut kalau nanti lonceng kecil itu hilang, karna benda itu sangat berharga bagi q” kata Fitri sambil memeberikan lonceng kecil itu kepada Dewi.

Dewi pun mau menerima benda itu, bus pun telah datang Fitri dan Dewi segera mencari tempat duduk, awal nya Dewi memilih untuk duduk di depan dengan Fitri tapi Fitri memilih untuk duduk di urutan empat ke belakang dengan Dewi. Selama perjalan ke puncak Dewi tertidur dengan pulas, sebalik nya FItri tidak dapat tidur dengan tenang, entah berapa kali Fitri terbangun dari tidur nya sambil merasa gelisah lalu Fitri memberi kan jaket yang ia kenakan kepada Dewi yang sedang tertidur dengan pulas. Setelah tiga jam akhirnya mereka sampai ke puncak, Dewi dan Fitri langsung turun dari bus kemudian mereka berdua berfoto-foto di semua tempat yang mereka temui.

Setelah mereka puas melihat-lihat mereka akhirnya kembali ke bus, saat di bus, hati Fitri selalu gelisah, Dewi yang melihat Fitri mondar-mandir “Fit, kamu kenapa kugk aq liat dari tadi kamu selalu gelisah kan sebebtar lagi kita pulang kita hanya tinggal menunggu penumpang yang lain kembali” kata Dewi yang sedari tadi agak cemas dengan Fitri yang diam saja, saat semua penumpang yang lain sudah kembali ke bus, Dewi dan Fitri masuk kedalam bus. Dalam perjalanan hujan turun dengan lebat Dewi selalu menggandeng tangan Fitri karna dia takut, “ Dewi tenang aja kita akan baik-baik aja kugk aq akan selalu jagain kamu tenang aja”kata Fitri sedikit menghibur Dewi.

Tiba-tiba aja bus yang mereka tumpangi sedikit agak kurang seimbang sehingga jalan nya menjadi oleng ke kanan dan ke kiri. Semua penumpang menjadi panik, Dewi juga ikut menjadi panik namun Fitri berusaha untuk menenangkan sahabat nya itu, Fitri teringat pada boneka yang di bawa nya lalu diberikan nya boneka itu kepada Dewi “ Dewi kamu dekatkan boneka ini ke kepala kamu ya supaya kepala kamu tidak terbentut jendela nanti” , “tapi kamu gimana boneka ini kan cuman ada satu terus kamu pakai apa?” , “sudah tenang aja yang penting kamu selamat kan aq udah janji ma orang tua mu kalau aq akan menjaga kamu dan membawa kamu pulang dengan selamat”. Dewi dan Fitri akhirnya menyadari bahwa bus itu akan terjungkil karna menghantam trotoar dan menabrak sebuah pertokoan yang sedang agak ramai. Bus itu berguling cukup jauh membuat Dewi , Fitri dan para penumpang nya tidak bisa keluar dari bus, bus itu pun berhenti berguling

Setelah berhenti Dewi merasa bahwa dia sama sekali tidak terluka parah , hanya mengalami patah lengan ajha “Fit,Fitri kamu di mana kamu nggak apa-apa kan?” Dewi sangat terkejut saat melihat Fitri terjepit di antara kursi dan dia hanya bisa merintih kesakitan. Dewi berusaha menghampiri sahabat nya itu “Fit, kamu nggak apa-apakan kamu jangan tinggalin aq sendirian donk aq takut nich” kata Dewi sambil mengenggam tangan Fitri, Fitri hanya tersenyum lalu berkata, “tenang aja aq akan selalu ada di sini, di samping mu, di hati mu”. Saat itu Dewi menangis karna melihat sahabat nya berjuang untuk bisa bertahan sampai ada pertolongan yang datang mencari mereka. Lalu Fitri seperti merintih kesakitan “Dewi, aq udah nggak kuat lagi. Sakit rasanya semua badan q ini, aq sama sekali tidak bisa menggerakkan kaki q ini” kata Fitri sambil menahan rasa sakit karna terjepit di antara kursi.

Dewi berusaha menyingkirkan kursi yang menjepit Fitri. Namun usaha Dewi sia-sia secara tiba-tiba Fitri tak sadarkan diri, Dewi lantas panik dan terkejut. “Fit, kamu bangun donk kamu jangan tinggalin aq sendirian di sini aq takut banget, ayo kamu bangun donk Fit,”. Lalu Dewi teringat dengan lonceng kecil yang diberikan Fitri kepada nya, lalu Dewi mencobe untuk menggoyangkan lonceng agar ada seseorang yang menolong mereka berdua. Saat itu ada suara sirine ambulan dan beberapa suara orang mengangkut reruntuhan, setelah lama menunggu akhirnya Dewi dan Fitri pun di temukan dan langsung di bawa ke rumah sakit.

Setelah kejadian itu Dewi merasa bersalah dan truma jika naik bus, keluarga Dewi juga merasa bersalah karna kecelakaan itu Fitri jadi koma. Akhirnya keluarga Dewi memutuskan untuk menjenguk Fitri yang sedang di rumah sakit, setelah satu jam mereka pun sampai. Mereka langsung menuju ke kamar Fitri “om,tante gimana keadaan Fitri” keluarga Fitri hanya terdiam, lalu mama Fitri memberikan sebuah surat kapada Dewi. Dewi penasaran isi dari surat itu, namun mama Fitri menyuruh nya untuk membaca nya saat pulang nanti. Akhirnya keluarga Dewi pulang, Dewi langsung berlari ke kamar nya dan membaca surat yang di berikan mama nya Fitri.

“Dewi saat kamu membaca surat ini kamu pasti ada di kamar dan kamu tau nggak dulu aq sudah bersumpah  bahwa aq akan selalu menjaga kamu walau pun aq harus mempertaruhkan, sebenarnya saat kita liburan ke puncak waktu itu aq sudah mempunyai firasat saat kita dlm  perjalanan. Mungkin kamu merasa aneh aq memberikan lonceng kecil dan boneka itu kepada kamu, itu q lakukan supaya kepala kamu tidak terbentur keras ke jendela saat kecelakaan itu dan kamu bisa meminta pertolongan dengan membunyikan lonceng itu, sebelum kecelakaan itu aq menulis surat ini saat kamu tidur dengan sangat nyenyak, aq sangat menyayangi mu Dewi, aq sudah menganggap kamu sebagai saudara q sendiri jadi jika kamu sampai teluka aq akan menyalahkan diri q sendiri. Karna aq sudah berjanji kepada orang tua mu kalau aq akan terus menjaga kamu. Aq minta maaf kalau aq tidak bisa menjaga kamu dengan baik. Jadi kamu nggak usah sedih karna aq akan selalu ada di sampingmu, di hati mu dan aq akan menjadi teman dalam mimpi mu”.

Salam dari sahabat yang selalu menyayangi mu

Fitri

Setelah membaca surat itu Dewi menangis, “Fit, kenapa kamu tinggalin aq kamu kan janji nggak akan pernah ninggalin aq, kenapa kamu bohong sama aq” Dewi terus menangis sambil memandangi foto Fitri dengan Dewi, Dewi pun teringat masa-masa indah saat bersama Fitri, Entah secara tak sengaja foto itu terjatuh dan pecah, Perasaan Dewi jadi tak enak . Tiba-tiba telfon Dewi berdering Dewi segera mengangkat telfon itu “ halo… ini siapa ya? Owh ya saya Dewi ada apa?,tidak mungkin anda pasti bohong kan?” mendengar itu Dewi langsung pergi ke rumah sakit. Di sana sudah ada teman-teman dekat Dewi dan Fitri, “om,tante kabar itu bohong kan tante,Fitri nggak mungkin sudah tiada kan, itu semua bohong kan?” Dewi terus menanyakan hal itu. lalu ayah Fiti memeluk Dewi. Dewi tak bisa menahan tangis nya lagi.

Esok pagi nya jasad Fitri di makamkan dekat makam nenek Fitri. Dewi pun ikut mengantar kan Fitri ke tempat peristirahatan nya yang terakhir, Dewi tak kuasa menahan tangis nya lagi. Dewi sangat kehilangan Fitri, Dewi pun mengembalikan lonceng kecil yang diberikan Fitri pada nya, “Fit,ini lonceng yang kamu kasih kea q, kamu bilang ini sangat berarti banget buat kamu jadi aq mau kembalikan lagi ke kamu”. Setelah itu kelurga Fitri dan keluarga Dewi pulang. “Fitri aq akan selalu mengingat kamu,karna kamu aq masih bisa melihat dunia ini aq sangat berterima kasih dan berutang nyawa pada mu, karna aq, kamu telah pergi secepat itu.
 

Baca juga Cerpen Persahabatan atau Cerpen Tentang Sahabat yang lainnya.



SAHABAT MAAFKAN AKU
Cerpen Ainnaya Rivita A

Sinta adalah sahabatku di SMA Santo Louis yang menderita penyakit leukimia, yang semakin hari semakin parah, tetapi Sinta tak pernah mengeluh terhadap penyakit yang di deritanya itu, dia juga tidak ingin orang tau tentang penyakitnya itu yang sudah dia derita hampir 7 tahun lamanya, dokter sudah memfonis bahwa umur Sinta tidak lama lagi, itu artinya Sinta sebentar lagi akan meninggalkan kita semua...

-di Sekolah-
Saat Sinta berjalan ke kantin bersama Sindy sahabatnya, tiba-tiba Sinta mengeluh bahwa kepalanya pusing, tetapi Sinta berusaha menutupinya, karena dia tidak mau sahabatnya itu khawatir dengannya.
“kamu duluan aja Sin, aku mau ke kelas dulu” katanya
“oh ya udah gapapa, tapi kalau kamu butuh bantuanku bilang aja gak usah sungkan ya” jawabnya lembut
“ok sip” katanya lagi sambil menutupi rasa sakitnya itu pada sahabatnya dan bergegas pergi ke kelas,,

Sebelum sampai di kelasnya tepatnya di depan ruang guru, Sinta tiba-tiba pinsan karena sudah tidak kuat menahan rasa sakit yang dideritanya itu.

Tiba-tiba pak Adi guru fisikaku langsung membawa Sinta ke UKS, dan segera menghubungi orang tua Sinta untuk segera datang ke sekolah untuk membawa Sinta pulang.

Ternyata di sekolah Sinta mempunyai seorang pacar yang namanya Rico, dia anak basket yang dikagumi banyak cewek-cewek di sekolahku, dan aku sih juga suka sama Rico. Secara Rico itu udah ganteng multitalent lagi, siapa coba yang gak terpesona sama ketampanannya.

Cerpen Sahabat Maafkan Aku
Menurutku Sinta termasuk orang yang pintar, disukai banyak orang, baik hati, dan suka menolong, tidak pernah menyusahkan orang lain, dia selalu mandiri. Sangat berbeda dengan sifatku, aku ingin menjadi orang seperti Sinta, tapi aku rasa itu tak pernah bisa. Dalam sebulan mamaku harus menghabiskan uang belanjanya hanya untuk membelikanku jam beker karena aku susah bangun, dan saat jam bekerku bunyi aku selalu melemparnya, hingga rusak.. Tiba-tiba lamunanku buyar,
“Rista...”

Sepertinya ada orang yang memanggilku, batinku.
“Rista...”

Suara itu lagi, batinku, uh jangan-jangan tempat ini angker lagi, lalu aku segera berlari meninggalkan taman depan UKS itu. Saat aku berlari tiba-tiba ada sesorang yang menarikku dari belakang.
“Rista.....” jerit orang itu
“apa sih ?” jawabaku, sambil membalik badan, dan spontan kaget
“dasar, dipanggil dari tadi baru nyaut” kata orang itu

Wow Rico huu, ganteng, gak salah ya, sekarang aku lagi di hadapannya Rico, aku lagi ngomong sama Rico,, huu, rasanya kayak mimpi,
“Rista..” teriak orang itu
“iyya Rico, apa ? hobby ya ngagetin orang” jawabku kaget,
“bukannya hobby, tapi kamu dari tadi  gak jawab pertanyaanku, apa kamu gak mau ya ngomong sama aku ?” jawab Rico datar
“bu...bukan gitu maksud aku Ric, aku denger kok tadi kamu ngomong apa sama aku, sorry ya Ric gak marah kan ?”
“Rico..”

Tiba-tiba ada suara dari lapangan yang memanggil Rico ternyata itu Reva teman basket Rico,
“maaf ya Ta aku harus pergi” kata Rico padaku
“tap....i” belum selesai aku berbicara dengannya, dia malah langsung pergi meninggalkanku di koridor sekolah, ihh gara-gara si Reva resek itu, yang mukanya mirip tong sampah,,, huu sebel... keluhku. Sudahlah lebih baik aku pergi ke taman.

-di Taman-
Aku berjalan di tepi taman dan duduk dikursi taman yang berwarna putih,, disana aku hanya memandangi orang yang sedang asik berpacaran, tiba-tiba aku teringat dengan wajah Rico saat memanggilku tadi, senyumnya.... wow sumpah deh ganteng banget deh dia. Kapanya aku bisa seberuntung Sinta punya pacar yang baik and ganteng gitu kayak Rico itu, hah idaman banget deh pokoknya.
“Let the music blast We gon’ do our dance Bring the doubters on They don’t matter at all Cuz this life’s too long” tiba-tiba lagu Justin Bieber-Never Let You Go terdengar dari ponselku ternyata ada message dari Rico.

Rico Ganteng
+6285727913665
2012-02-19
10:59

Rista... aku tunggu kamu di cafe cake sekarang.

Wow pesan dari Rico, seneng banget deh aku... segera aku beranjak dari kursi taman yang berwarna putih itu, bergegas menuju mobil jazz ku tersayang,

Saat aku berada di perempatan jalan merpati, ternyata di sana macet dan segera ku kirim pesan ke Rico.

To : Rico ganteng
+6285913665

Rico... maaf ya kayak.a aku agak lama, cOz di jalan merpati lagi macet, thnkq

Beberapa lama kemudian aku melihat notification dari ponselku “messages sent” hatiku sudah terasa tenang setelah melihat notif itu, mungkin Rico sudah mengerti keadaanku saat ini.
“Let the music blast We gon’ do our dance Bring the doubters on They don’t matter at all Cuz this life’s too long” tiba-tiba lagu Justin Bieber-Never Let You Go terdengar dari ponselku lagi, ternyata message dari Rico.

Rico Ganteng
+628727913665
2012-02-20
11:23

Ya sudah,tak apa lah Ta, aku tunggu kamu... :*

Wow emot itu buat... rasanya aku ngefly tinggi bersama paus akrobatis meluncur dengan rasi bintang paling manis, hahaha #korban iklan nih gue J

Sadar Rista sadar, gak mungkin lah Rico itu bisa suka sama aku. Lagian kan Rico masih punya Sinta jangan berhayal deh Ris,,,

Di jalan tak henti-hentinya aku menlakson mobilku, supaya orang-orang mengerti kalau aku sedang terburu-buru, uhh.. menyebalkan deh, kalau gini caranya mendingan terbang ajja deh, tapi sayangnya gak bisa terbang sih...

Setelah menunggu hampir setengah jam di jalan merpati, akhirnya mobil jazz putihku baru bisa melaju lancar, oh syukurlah... batinku dalam hati,, sambil mencari cafe cake di sekitar jalan merak..

Tak lama kemdian aku menemukan sebuah bangunan megah yang bertuliskan “Cafe Cake” di dekat pintu bangunan itu,, Wow keren sekali, Rico mengajakku ke tempat semewah ini batinku, dari balik kaca aku melihat seorang cowok tinggi, putih, sedang asik memainkan ponsel kesayangannya itu, tak sabar lagi aku ingin bertemunya...

Segera aku memarkirkan mobil jazz putihku di depan cafe itu...

-di Cafe Cake-
Setelah aku memarkirkan mobil kesayanganku itu segera aku bergegas masuk ke Cafe itu untuk bertemu seorang cowok idamanku,  sebelum memasuki cafe itu aku mencoba merapikan rambutku yang berantakan dan mengatur nafasku agar tidak terkesan gerogi,,, 1..2..3.. aku mengumpulkan semua keberanianku untuk memasuki cafe itu,,,

Lalu akupun memberanikan diri untuk membuka pintu cafe itu, dan aku mencari-cari seorang cowok yang tidak asing lagi menurutku,, dari kejauhan Rico pun memangggilku,
“Rista...” panggil Rico
“haii Rico,, maafkan aku karena telah membuatmu menunggu lama” jawabku sambil menghampiri cowok keren itu
“ohh,, santai saja, aku sudah terbiasa menunggu” jawab Rico datar sambil memelukku

Wow, Rico memelukku,, mimpikah aku ini, mendapat pelukan dari orang seganteng dan sekeren Rico ini, apa arti pelukan Rico kepadaku ?, batinku dalam hati sambil tersenyum kepada Rico,
“maaf Ric” kataku, sambil melepaskan pelukan Rico...
“oh okay” ujarnya
“BTW kenapa kamu mengajakku ke Cafe ini, ada hal yang pentingkah ?” jawabku lembut
“ada sesuatu yang pengen gue omongin ke lo Ta” kata Rico sambil memegang tanganku
“hmm, sebenernya apa sih yang lo mau omongin ke gue, sepenting apa?” ujarku
“g....gue suka sama...”
“apa ? lo suka sama suasana cafe ini ?” jawabku memotong pembicaraan Rico tadi
“bu...bukan” jawab Rico gugup
“terus ?” tanyaku
“gue suka sama lo” ucap Rico
“hah ? lo suka sama gue Ric ? tapi kan kamu punya Sinta” jawabku gerogi
“iya sih... tapi gue lebih suka sama lo Ta, karena lo lebih cantik dari Sinta, gimana ta lo mau gak jadi pacar gue ?” katanya
“iyya Ric gue mau jadi pacar lo, meskipun gue harus jadi pacar kedua lo” jawabku senang
“beneran nih Ta” tanyanya lagi
“iyya” jawabku singkat

Setelah lama aku berbicara dengan Rico, tiba” lagu Justin Bieber – Overboard terdengar pelan dari ponselku,, setelah aku melihat di layar ponselku ternyata ada telfon dari “mama”
“maaf ya angkat telfon dulu, dari mama” kataku
“oh okay sayang” jawab Rico perhatian

Bergegas ku meninggalkan Rico dan mengangkat telfon dari mamaku
“hallo mam” ucapku lembut
“kamu dimana sekarang ?” tanya mama
“aku sekarang lagi di Cafe Cake, what’s up mam ?
“mama minta kamu datang ke RST sekarang” ucap mama resah sambil menutup telfonnya

Hmm, kira-kira ada apa ya? Batinku, segera aku kembali menemui Rico untuk berpamitan pulang
“hei sayang, gimana ?” tanya Rico padaku
“maaf sayang, aku harus segera menemui mama di RST” jawabku lirih
“oh ya sudah, tak apa, perlu aku antar ?”
“oh, gak perlu sayang, aku bawa mobil kok” jawabku menolak
“okay deh, hati-hati ya sayang” ucapnya sambil mencium keningku
“sip” jawabku sambil meninggalkan Rico

Segera aku berlari meniggalkan cafe itu dan menuju mobil jazz putihku,

Di jalan aku teringat kejadian di cafe tadi saat bersama Rico, sudah benar-benar gilakah aku ini menghianati sahabatku sendiri, maafkan  aku Sinta hanya karena seorang cowok aku merusak persahabatan kita ini, Rista sadar Rista batinku dalam hati.

Aku bergegas memarkirkan mobilku di depan RST itu dan ternyata mama sudah menunggu aku di depan RST sambil menangis,
“what’s up mam ?” tanyaku pada mama

Mama hanya diam, tidak mengucapkan satu katapun, dan langsung membawaku ke ruang melati lantai 6, ternyata.... aku tidak percaya.... mengapa aku tidak mempunyai firasat sama sekali tentang Sinta, malah aku pergi menemui Rico di cafe itu... aku sangat menyesal.... ingin rasanya memutar balikkan waktu, aku akan minta maaf pada Sinta, dan tidak akan mengianati persahabatan yang sudah kita buat selama ini,

Segera aku berlari ke kamar dimana Sinta di rawat, sambil menangis, menyesali perbuatan yang sudah aku lakukan pada Sinta aku merebut Rico dari Sinta, oh Sinta maafkan aku, di sebelah jenazah Sinta aku menjelaskan semuanya pada Sinta, semoga Sinta mendengarkan penjelaskan ku tadi, meskipun itu sangat mustahil, tak henti-hentinya aku mengucapkan kalimat “maaf” di sebelah jenazah Sinta...

Aku teringat pada Rico, bagaimanapun juga Rico itu pacar Sinta, jadi aku harus memberi tau Rico tentang apa yang terjadi pada Sinta sekarang ini, aku menelfon Rico sambil menangis. Aku mencari nomer Rico di phonebookku tetapi dalam keadaan gawat begini tiba-tiba nomer Rico hilang, tak tau bagaimana lagi untuk memberi tahu Rico,,

Oh iya Reva, apa aku titip pesan saja ya pada Reva ntuk menyampaikan kepada Rico bahwa Sinta sudah tiada, batinku

Segera ku kirim pesan pada Reva...

Reva Bawel
+628727334512
2012-02-19
20:23

Reva,, gawat,, aku mau kamu ngirim message ini ke Rico

Rico sayang.. aku minta kamu sekarang datang ke rumah Sinta, karena sebentar lagi Sinta akan dibawa pulang, karena sebenarnya Sinta sudah pergi meninggalkan kita semua...

Tak lama kemudian di layar ponselku tertulis “message sent” aku lumayan lega, semoga Reva membaca message dari aku itu.

Tiba-tiba aku mendapat sebuah message dari Reva bahwa Rico juga sudah pergi meninggalkan kita semua karena kecelakaan yang dialaminya tadi sore di jalan delima setelah pulang dari Cafe Cake. Aku tak bisa membendung air mataku lagi, sekarang kedua orang yang sangat aku sayang pergi meninggalkanku, Tuhan kenapa kau tak bisa adil kepadaku ini, aku harus kehilangan kedua orang itu,,

Saat pemakaman Rico dan Sinta aku merasa sangat bersalah, karena telah menjadi orang ketiga dalam hubungan merekan, Sinta maaf kan aku, Rico mengapa kau datang dalam hidupku ini,

Aku mencoba mengikhlaskan orang yang aku sayangi itu, dan memulai hari baru tanpa mereka berdua, aku harus bisa, dan aku harus semangat !

Semua kejadian ini membuat aku mengerti tentang artinya hidup, kehilangan, mencintai, dan dicintai...

-The End-

Baca juga Cerpen Cinta dan Cerpen Persahabatan yang lainnya


KANCIL DAN BUAYA
Cerpen Maulana
 
Suatu hari Si Kancil, binatang yang katanya cerdik itu, sedang berjalan-jalan di pinggir hutan. Dia hanya ingin mencari udara segar, melihat matahari yang cerah bersinar. Di dalam hutan terlalu gelap, karena pohon-pohon sangat lebat dan tajuknya menutupi lantai hutan. Dia ingin berjemur di bawah terik matahari.

Di situ ada sungai besar yang airnya dalam sekali. Setelah sekian lama berjemur, Si Kancil merasa bahwa ada yang berbunyi di perutnya,..krucuk…krucuk…krucuk. Wah, rupanya perutnya sudah lapar. Dia membayangkan betapa enaknya kalau ada makanan kesukaannya, ketimun. Namun kebun ketimun ada di seberang sungai, bagaimana cara menyeberanginya ya? Dia berfikir sejenak.
 
Cerpen Kancil dan Buaya

Tiba-tiba dia meloncat kegirangan, dan berteriak: “Buaya….buaya…. ayo keluar….. Aku punya makanan untukmu…!!” Begitu Kancil berteriak kepada buaya-buaya yang banyak tinggal di sugai yang dalam itu.
Sekali lagi Kancil berteriak, “Buaya…buaya… ayo keluar… mau daging segar nggak?”

Tak lama kemudian, seekor buaya muncul dari dalam air, “Huaahhh… siapa yang teriak-teriak siang-siang begini.. mengganggu tidurku saja.” “Hei Kancil, diam kau.. kalau tidak aku makan nanti kamu.” Kata buaya kedua yang juga muncul.
“Wah…. bagus kalian mau keluar, mana yang lain?” kata Kancil kemudian. “Kalau cuma dua ekor masih sisa banyak nanti makanan ini. Ayo keluar semuaaa…!” Kancil berteriak lagi.
“Ada apa Kancil sebenarnya, ayo cepat katakan,” kata buaya.
“Begini, maaf kalau aku mengganggu tidurmu, tapi aku akan bagi-bagi daging segar buat buaya-buaya di sungai ini,” makanya harus keluar semua.

Mendengar bahwa mereka akan dibagikan daging segar, buaya-buaya itu segera memanggil teman-temannya untuk keluar semua. “Hei, teman-teman semua, mau makan gratis nggak? Ayo kita keluaaaar….!” buaya pemimpin berteriak memberikan komando. Tak berapa lama, bermunculanlah buaya-buaya dari dalam air.
“Nah, sekarang aku harus menghitung dulu ada berapa buaya yang datang, ayo kalian para buaya pada baris berjajar hingga ke tepi sungai di sebelah sana,” “Nanti aku akan menghitung satu persatu.”

Tanpa berpikir panjang, buaya-buaya itu segera mengambil posisi, berbaris berjajar dari tepi sungai satu ke tepi sungai lainnya, sehingga membentuk seperti jembatan.
“Oke, sekarang aku akan mulai menghitung,” kata Kancil yang segera melompat ke punggung buaya pertama, sambil berteriak, “Satu….. dua….. tiga…..” begitu seterusnya sambil terus meloncat dari punggung buaya satu ke buaya lainnya. Hingga akhirnya dia sampai di seberang sungai. Hatinya tertawa, “Mudah sekali ternyata.”

Begitu sampai di seberang sungai, Kancil berkata pada buaya, “Hai buaya bodoh, sebetulnya tidak ada daging segar yang akan aku bagikan. Tidakkah kau lihat bahwa aku tidak membawa sepotong daging pun?” “Sebenarnya aku hanya ingin menyeberang sungai ini, dan aku butuh jembatan untuk lewat. Kalau begitu saya ucapkan terima kasih pada kalian, dan mohon maaf kalau aku mengerjai kalian,” kata Kancil.
“Ha!….huaahh… sialan… Kancil nakal, ternyata kita cuma dibohongi. Awas kamu ya.. kalau ketemu lagi saya makan kamu,” kata buaya-buaya itu geram.
Si Kancil segera berlari menghilang di balik pohon, menuju kebun Pak Tani untuk mencari ketimun.

Baca juga Cerpen Persahabatan dan Cerpen Pendidikan yang lainnya.

COWOK BERBAJU KUNING
Cerpen Awliya

Di sekolah, dari masuk sampai pulang, semuanya tanpa henti membicarakan pertandingan basket. Ada yang sudah siapin yel-yel, atribut, kostum, dan yang lainnya. Maklum, tim basket Putra dan Putri SMA 1 sanggau  masuk final lagi seperti tahun-tahun sebelumnya. Bukan tim basket saja yang sibuk, para penonton juga sibuk, termasuk Niken cs pada sibuk mempersiapkan  atribut untuk menonton nanti sore.
"Teman-teman……., nanti sore kita menggunakan baju warna apa ni. . . ?" Teriak Niken kepada teman-teman sekelasnya.
"Hitam saja." Jawab teman sekelasnya serentak.
"Oke deh kalau begitu, eeh…. Jangan lupa bawa botol di isi kerikil ya!" Teriak Niken kembali.
"Oke oke." Jawab teman-temanya.

Lova yang dari tadi menutupi telinganya karena tidak tahan mendengar teriakan Niken angkat bicara setelah Niken selesai berteriak.
"Kenapa sih Nik  harus teriak-teriak?  telinga aku sakit mendengarnya." Tanya Lova dengan muka cemberut.
"Ya ampun, kalau aku tadi tidak  teriak-teriak  mereka tidak mendengar Lova sayang."
"Tapi telinga aku sakit mendengarnya."
"Oke oke aku janji tidak akan  seperti itu lagi, nanti sore nonton ya!"
"Iya."
"Ya sudah, sampai ketemu nanti sore ya!" Niken keluar sambil melambaikan tangannya.
****

Di lapangan basket sudah ramai penonton. Lova langsung  jalan ke tribun. Di tribun Lova lansung menghampiri teman-temannya.
"Hai. . . hai . . ." Sapa Lova kepada teman-temannya.
"Kenapa datang terlambat?" Tanya Niken.
"Hehehe, aku tadi ketiduran."

Lagi asyik-asyik nonton pertandingan, tidak tahu kenapa mata Lova melirik kearah bangku cadangan tim basket SMA 1 sanggau. Di sana Lova melihat ada seorang cowok berbaju kuning. Baru pertama melihat Lova langsung terpesona dan Lova menjadi tidak konsentrasi menonton pertandingan, ia malah sering melihat kearah bangku cadangan SMA 1 sanggau.

Selesai pertandingan Lova masih kepikiran si cowok berbaju kuning di bangku cadangan SMA 1 sanggau  yang tadi sore ia lihat.
****

Di sekolah pada sibuk membicarakan hasil pertandingan basket kemaren sore yang di menangkan SMA 1 sanggau, ada juga yang membicarakan cowok yang mereka lihat di lapangan kemaren sore. Lova langsung menuju kumpulan teman-temannya. Sambil ia masih memikirkan cowok berbaju kuning yang ia lihat di lapangan basket kemaren.
"Eh. . . . siapa ya nama cowok kemaren?" Tanya Yanti.
"Yang mana?" Tanya Tri.
"Ih. . . yang kemaren mengenakan baju berwarna kuning." Jawab Yanti.
"oh. . . namanya Jo In-ho."

Setelah beberapa detik Lova baru teringat dengan si cowok berbaju kuning yang kemaren ia lihat di lapangan basket.
"Eh . . . eh . . . siapa tadi namanya?" Tanya Lova.
"Nama siapa?" Tanya temannya heran.
"si cowok berbaju kuning."
"Jo In-ho."
"anak mana dia? Cakep ya."
"tidak tahu." Jawab teman-temannya.
"cari tahu untuk aku dong!" bujuk Lova kepada teman-temannya. Dan akhirnya teman-temannya setuju.
****


Dengan susah payah akhirnya dapat juga nomor handphone si cowok berbaju kuning. Dapat nomornya dari teman Lova. kurang lebih sudah dua minggu mereka sms-an  tapi belum ketemuan. Pas lagi asyik-asyik sms-an  dengan si cowok berbaju kuning, tiba-tiba ada nomor baru miscall-miscall tidak jelas, setiap lova mengangkatnya selalu dimatikan oleh  yang punya nomor. Saking jengkelnya sama yang punya nomor baru tersebut, akhirnya Lova mengirimkan sms kepada nomor baru tersebut.

Sent:
Heh! Dari tadi gangguin orang saja, miscall-miscall tidak jelas. Ini siapa?

Sambil menunggu balasan sms dari nomor baru tersebut, Lova lanjutin sms  dengan Jo In-ho (cowok berbaju kuning) hhe.
Sekitar lima menit berlalu sms baru masuk, setelah Lova buka ternyata balasan dari nomor baru yang tadi.
08525253xxxx:
Maaf, aku tidak bermksud menggangu kamu. Ini Lova ya?’’
Lalu sms tersebut Lova balas.


Sent:
Tidak bermaksud menganggu gimana? Jelas-jelas dari tadi kamu miscall-miscall aku.
Iya aku Lova, kamu mau apa?’’


Sms baru masuk.
08525253xxxx:
Galak benget sih kamu. Kenalin nama aku Danny. Hehe
Aku melihat kamu ketika kamu menonton pertandingan basket.

 
Habis baca sms tersebut Lova tidak membalas kembali sms tersebut. Ia langsung kekamar mandi, cuci muka kemudian ia tidur.
 ****
Disekolah teman Lova ada rencana ingin ngumpul bareng  nanti sore di café, karena sudah lama tidak ngumpul bareng lagi. Akhirnya mereka sepakat ingin ngumpul bareng  di ‘’café cinte’’ pukul 16:00 wib.
Lagi asyik-asyik berbincang-bincang, tiba-tiba Yanti berkata.
"eh. . . eh . . . coba kalian menoleh kekanan, ada cowok melihat kearah kita dari tadi sambil senyum-senyum tidak jelas." Lalu mereka menoleh kearah kanan  dan si cowok tersebut masih senyum-senyum tidak jelas.
"ih aneh banget ya cowok itu, ilfil deh melihatnya." Bisik Niken dengan mimik  muka yang tidak bisa di jelaskan.
"iya, tidak jelas." Dukung Lova.
Lalu mereka tertawa terbahak-bahak bersama.
****

Di rumah ketika Lova sedang menonton Tv, ada sms baru masuk.
-si baju kuning-
Hai, kamu lagi apa?

Lova yang sedang membaca sms tersebut senyum-senyum sendiri, lalu ia membalas sms si baju kuning tersebut.
Sent:   
Lagi menonton Tv, kamu lagi apa?
Sekitar lima menit sms baru masuk.
-si baju kuning-
Aku lagi mikirin kamu, kita ketemuan yuk!’’
Sent:
Boleh, atur saja waktunya.
Lova dengan si cowo berbaju kuning sudah mengatur jadwal ketemuan. Tidak terasa sudah hampir pukul 21:00 wib. Ketika Lova sudah ingin tidur, tiba-tiba handphonenya bergetar, di lihatnya  layar handphone ada satu sms baru masuk. Dengan malas-malasan Lova membuka sms tersebut.
08525253xxxx
Eeee, malam.

Dari awal, ketika ingin membuka sms tersebut, Lova sudah malas malasan, apalagi ketika ia tahu, isi sms tersebut berasal dari orang yang miscall miscall Lova semalam. Tapi, tetap saja dibalas oleh Lova.
Sent :
Malam juga. Ada apa?
10 menit berlalu, ada sms baru yang masuk ke handphonenya Lova.
08525253xxxx
Kamu lagi apa? Aku mengganggu kamu tidak?

Dengan malas malasan, Lova membalas sms tersebut. Karena Lova penasaran juga sama orang tersebut.
Sent:
Sudah mau tidur,ni. Ganggu sich, sebenarnya. Tapi, aku penasaran sama kamu. Kok kamu bisa tiba tiba sms aku?
Kemudian, ada balasan.
08525253xxxx
Maaf deh, kalau begitu. Kamu penasaran ya, sama aku? Gimana kalau kita ketemuan? Aku sms kamu, karena aku ingin lebih mengenal kamu.

Sent:
Boleh. Kapan? Atur saja waktunya.

Akhirnya, mereka berdua berjanji untuk bertemu besok sore. Dan parahnya, waktu yang ditentukan, bertepatan dengan Lova ingin bertemu dengan si cowok berbaju kuning. Ya sudah, sekalian saja, satu meja bertiga.
****

Keesokan harinya, tepat pukul 16.00 WIB, mereka janjian untuk bertemu di kafe. Ketika Lova menuju meja yang telah disepakati bersama, Lova melihat ada dua orang cowok duduk di meja tersebut. Cowok di sebelah kiri, menggunakan baju kemeja putih,potongan rambut cepak, dan menggunakan kacamata. Sedangkan cowok yang di sebelah kanan, Ia menggunakan baju kaos berwarna kuning, potongan rambutnya korea banget.
“ Maaf terlambat, aku Lova.” Sapa Lova kepada dua orang yang ada di hadapannya. Cowok yang berada di sebelah kiri, memperkenalkan dirinya sambil senyum senyum tidak jelas.
“ Hai, aku Jo In-ho.”
Mendengar cowok tersebut memperkenalkan diri, Lova langsung terkejut. Padahal di antara dua cowok yang ada dihadapannya sekarang, cowok yang ada di sebelah kanan adalah cowok yang Lova lihat di lapangan basket waktu itu. Lalu Lova melihat cowok yang ada di sebelah kiri. Cowok tersebut masih senyum senyum tidak jelas. Lova baru menyadari, bahwa cowok tersebut adalah cowok yang ia tertawakan bersama teman temannya di kafe waktu itu. “ Jadi, selama ini aku salah orang dong? Terus, cowok yang aku maksud kenapa ada di sini juga?” teriak Lova dalam hati. Akhirnya, tanpa pikir panjang, Lova langsung berlari keluar dari kafe tersebut.
****

Sesampainya Lova di rumah, ada dua sms masuk ke handphonenya.
- Si Baju Kuning –
Kamu kenapa lari tadi?
“Ih, ngapain sih nanya nanya. Terserah aku,dong.” Ucap Lova. Sms yang kedua, yaitu :
08525253xxxx
Kamu kok pulang? Pake lari lari lagi.

Setelah berpikir panjang, akhirnya Lova membalas sms tersebut.
Sent :
Kamu tadi menggunakan baju kuning, kan?
08525253xxxx
Iya. Lalu kamu kenapa pulang tadi?

Lova pun kemudian menceritakan semuanya. Semua yang telah terjadi selama ini, termasuk cerita tentang ia mencari cari nomor handphone cowok berbaju kuning. Dan ternyata, cowok berbaju kuning adalah dia. Nama cowok baju kuning tersebut ternyata Danny Jo, yang biasa disapa Danny atau Jo. Makanya, Lova bisa salah sms orang. Dan hebatnya, Danny atau Jo ini juga suka dengan Lova…….

PROFIL PENULIS
Nama : Awliya Rizqi Utami
Asal : Pontianak, Kalimantan Barat
Tanggal Lahir : 3 Desember 1993
Pendidikan : Sedang menempuh Pendidikan S1 Jurusan Ilmu Keperawatan di STIKES Guna Bangsa Yogyakarta
Cita-cita : Menjadi Penulis Novel
Add Facebook : awliya rizqi utami.

Baca juga Cerpen Persahabatan dan Cerpen Remaja yang lainnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar